PSIKOLOGI PENDIDIKAN



DWI ‘ATHIYATUR ROHMAH
PEND. FISIKA REGULER / 113184016
90420202 PSIKOLOGI PENDIDIKAN
KAMIS,18–OKTOBER-2012
PEMBELAJARAN PERILAKU
Belajar adalah sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir, merasa, dan bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang diinginkannya untuk menghasilakan sebuah perilaku, pengetahuan, atau teknologi  berupa karya manusia. Seorang anak akan mengingat apa yang diajarkan gurunya dan mencoba mengaplikasikanya , namun apa yang di ajarkan oleh guru belum tentu seperti apa yang mereka inginkan, akibatnya akan terdapat kendala dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi masalah ini dapat diterapkan pembelajaran perilaku dimana pembelajaran ini akan dapat membantu mengubah perilaku siswa.
Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon). Stimulans adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak dari adanya rangsangan. Pada eksperimen yang dilakukan oleh ivan pavlov melalui percobaanya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Sedangkan dari eksperimen yang dilakukan Skinner yang  dikenal dengan kotak skinner, dia menyimpulkan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (Slavin:1997). Sebagai contoh bila seorang siswa ketika diberi tugas untuk menyelesaikan so’al dengan konsekuensi jika jawaban dari so’al itu dijawab dengan benar dan terdapat tahap-taha penyelesaianya akan memperoleh nilai tambahan. Dengan begitu siswa akan lebih tekun dan giat untuk mengerjakan dan memahami tahap-tahap penyelesaian so’al. Dari teori-teori pembelajaran perilaku terdapat beberapa prinsip, diantaranya adalah : konsekuensi-konsekuensi, kesegeraan (immediacy) konsekuensi-konsekuensi, pembentukan (shaping) (Slavin:1997). Namun rinsip yang paling penting dari teori-teori pembelajaran perilaku adalah, bahwa perilaku berubah menurut konsekuensi-konsekuensi langsung. Konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan “memperkuat” perilaku, sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan “melemahkan” perilaku. Bila seorang siswa ketika ia mengerjakan tugas dengan tepat waktu akan memperoleh tambahan nilai sedangkan siswa yang tidak mengerjakan tugas akan memperoleh hukuman, maka siswa itu akan lebih sering untuk mengerjakan tugas daripada tidak mengerjakan tugas.
Dari penjelasan diatas dapat diperoleh simpulan bahwa teori belajar yang telah dikemukan oleh para ahli tersebut sangatlah berguna dalam pembelajaran yang diterapkan disekolah. Prinsip-prinsip yang melandasi teori-teori perilaku kedudukannya kuat dalam psikologi, dan hal ini telah ditunjukkan dalam berbagai situasi. Prinsip-prinsip ini berguna untuk menjelaskan sebagian besar dari perilaku manusia dan bahkan lebih berguna dalam mengubah perilaku dan cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
Daftar Pustaka
Slavin, Robert E. 2011 . Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik (Edisi Kesembilan). Jakarta Barat: Indeks, h. 174-209.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar